Bubur Kacang Hijau Buatan Nenek

Ruang Bercerita

 

Bubur Kacang Hijau Buatan Nenek 


Menurutku nenek adalah koki terhebat dan terenak yang pernah aku rasakan. Masakan nenek tidak pernah gagal selalu pas di lidahku, tidak ada yang bisa menandingi enaknya masakan nenek. 

Dulu aku pernah bercerita masalah sayur kacang merah buatan nenek, sampai sekarang tidak ada yang bisa menyamai enaknya sayur kacang merah buatan beliau. Ketika masih SD ada guru yang bertanya macam-macam sayur yang disukai, aku biasa diam langsung teriak menjawab dalam bahasa Sunda, "angeun kacang beureum" yang artinya sayur kacang merah. Karena dijawab bahasa Sunda teman-temanku tertawa dan guruku hanya tersenyum, padahal saat itu sedang pelajaran bahasa Indonesia. 

Masakan apapun di tangan nenek pasti enak,  entah resep rahasia apa yang nenek punya. Padahal aku sering membantu nenek ketika beliau sedang masak, tapi saat ini masakanku tidak bisa menandingi masakan nenek. 

Ketika beliau masih ada, beliau tidak bisa berdiam diri dan sekali ingin ke dapur, yang ada di kulkas selalu menjadi hidangan istimewa. 


Aku masih ingat ketika masih kecil, aku sakit parah hampir tiga bulan, karena orang tuaku sibuk, saat itu aku diurus oleh nenek. Setiap hari nenek memasak untukku, sayur bayam dan pepaya campur susu kental menjadi hidangan utama karena aku kesulitan buang air besar. Nenek sangat telaten mengurusku sampai aku sembuh total. 

Banyak tulisan tentang masakan nenek yang pernah aku tulis di blog pribadiku. Sepertinya tidak akan ada habisnya membicarakan masakan nenek. Salah satu masakan nenek  yang dianggap ringan dan siapapun bisa membuatnya, yaitu bubur kacang hijau, kita semua sudah tahu resep dasar bubur kacang hijau, seperti kacang hijau, santan, gula merah atau putih dan jahe. Beberapa kali aku membuat bubur kacang hijau dan beli di tukang bubur rasanya tidak ada yang sama dengan buatan nenek, di lidahku seperti ada yang kurang. 

Jujur saja aku rindu masakan nenek tercinta, setelah beliau tiada, baru terasa sebuah kehilangan. Setiap makan yang biasa nenek buat, ada perasaan sedih dan berandai-andai,  seandainya beliau masih ada, tentu lidah ini dimanjakan oleh masakan nenek yang tiada duanya. 

Ketika nenek memasak aku selalu membantu nenek, meracik bahan makanan yang akan dimasak, nenek selalu tersenyum dan ceria, dapur menjadi tempat bercerita, gelak tawa selalu ada bersama nenek dan sekarang dapur terasa itu sepi. 

Mungkin keikhlasan nenek ketika memasak, membuat masakan nenek terasa enak. Tak pernah aku melihat nenek cemberut atau marah-marah ketika memasak. Keikhlasan yang tidak semua orang memilikinya. 

Sampai beliau sakit pun dan kesulitan berjalan, nenek masih ke dapur untuk memasak, beliau hanya duduk serta meracik masakan dan kami yang memasak sesuai instruksi nenek. 

Kenangan bersama nenek yang tak pernah tergantikan, waktu terasa cepat berlalu, begitu cepat Allah memanggil nenek disaat aku masih butuh sosok nenek. 

Terimakasih nenek yang telah memberiku resep-resep berharganya. Ketika memasak, aku selalu membayangkan nenek yang sedang memasak, aku ingat-ingat cara beliau memasak dan memberi bumbu. 

Nenek, semoga engkau tenang di sana. Rinduku dengan membaca alfatihah untukmu nek. 


ADSN1919


 

 Kembali

Halaman
1

 © 2024 - Apriani1919.com. All rights reserved

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Posting Komentar untuk "Bubur Kacang Hijau Buatan Nenek"

DomaiNesia
Template Blogger Terbaik Rekomendasi