Persiapan SPMB
Persiapan SPMB
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB)
Persiapan SPMB
Dulu, dulu sekali ketika saya berada di sekolah lama, awal saya menjadi Kepala Sekolah dan ditempatkan di sekolah yang peserta didiknya tidak banyak, hampir enam tahun saya memimpin sekolah itu.
Setiap SPMB dulu PPDB namanya, saya dan guru-guru selalu ketar ketir tidak ada yang mau mendaftar di sekolah kami. Promosi kami selalu memberikan topi gratis untuk dua puluh mendaftar pertama.
Saya selalu berfikir, enak banget sekolah yang peserta didiknya banyak karena tidak takut kekurangan peserta didik, berbeda dengan sekolah kami. Ketika ada peserta didik yang mendaftar itu adalah rezeki yang luar biasa bagi kami.
Setelah hampir enam tahun saya berada di sekolah tersebut, saya mutasi ke sekolah komplek dan peserta didik lumayan banyak. Setiap sekolah mempunyai tantangan yang berbeda. Karena komplek dan satu halaman, kami seperti rebutan peserta didik dan persaingan sangat terasa, saya kurang nyaman di situasi itu.
Di sekolah tersebut saya hanya sebelas bulan, kemudian saya mutasi lagi ke sekolah yang muridnya sangat banyak dan tantangannya luar biasa sangat banyak juga.
Manusia itu terkadang sawang sinawang merasa kehidupan orang lain atau sekolah lain lebih enak, tapi kalau kita sudah mengalaminya pemikiran itu akan hilang secara sendirinya. Di sekolah saya yang sekarang ini malah khawatir peserta didik membludak karena pastinya ada yang dieliminasi. Karena saya tidak mau melanggar aturan yang sudah ditentukan Dinas Pendidikan.
Peraturan sekarang, kita mengajukan rombongan belajar dengan jumlah maksimal 28 setiap kelas, bila lebih dari ketentuan maka peserta didik tersebut tidak akan mendapat NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) dalam artian peserta didik yang melebihi kuota tidak akan bisa mengikuti ke jenjang selanjutnya. Bisa di kata ada tapi tidak ada dan merugikan peserta didik itu sendiri.
Jangan dikira ya, meski tidak akan kekurangan peserta didik, ketika SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) tapi tetap gencar melakukan promosi dan berbagai video yang kami sebar luaskan ke media sosial, seperti TikTok, Instagram, Facebook dan YouTube. Dan banyak yang berkunjung ke sekolah kami karena melihat promosi di media sosial.
Ide-ide cemerlang dan guru-guru yang kreatif, membuat promosi kami berbeda dengan sekolah lainnya. Kami membuat berbagai macam video SPMB yang mudah diingat oleh calon peserta didik di sekolah kami. Jadi jangan berfikir kami ongkang-ongkang kaki dan peserta didik datang dengan sendirinya.
Pemikiran saya dulu ternyata salah, karena meski banyak peserta didik yang mendaftar, guru-guru tetap semangat melakukan promosi lewat berbagai media sosial, semua kegiatan yang ada di sekolah dan menampilkan para jawara yang diumumkan setiap Senin setelah upacara.
Malah saya merasakan lebih berat berada di sekolah favorit, menjadi beban tersendiri jika biasa juara dalam setiap perlombaan adakalanya tidak juara.
Jadi dimanapun kita memimpin sekolah, tantangan selalu ada, kita harus mengenal dan memahami apa itu kelebihan, peluang dan tantangan yang ada di sekolah tersebut.
Mari kita majukan dunia pendidikan dengan cara kita masing-masing. Secara tidak langsung saya pun melakukan promosi hehehe.