Guru Out of the Box

Guru Out of the Box
Guru Out of the Box
Guru Out of the Box menurut saya adalah guru yang berani beda sendiri, baik dalam gaya mengajar, berpikir dan bertindak di luar kebiasaan. Berani mencoba metode baru, Guru tersebut tidak hanya mengajar sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah, tetapi membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, Guru seperti ini tidak takut untuk meninggalkan zona nyaman dan berinovasi demi memberikan pendidikan yang bermakna. Bisa menjadi inspirasi bagi peserta didik dan rekan sejawat.
Pengalaman saya saat masih menjadi guru, saya ingin berbeda dengan guru lain, ketika saya dipercaya menjadi guru kelas 1, hari pertama masuk setelah pengenalan, saya membuat perjanjian dengan Peserta Didik, saya tulis kemauan mereka dan tempat duduk saya acak, biar kebagian semua baik duduk paling depan, tengah dan paling belakang.
Saya membuat jadwal piket dan ketika pulang sekolah mereka wajib menyapu, saya ikut menyapu dan paling belakang karena saya tahu mereka masih belajar dan belum bersih dalam menyapu lantai, tapi tak mengapa, karena tujuan saya adalah membentuk karakter. Orang tua yang melihat saya banyak yang merasa aneh dan ada yang protes, tapi setelah saya jelaskan mereka memahaminya malah mendukung program saya.
Halaman sekolah sangat luas dan banyak pohon mangga yang rindang daunnya, saya mengajak Peserta Didik belajar di bawah pohon mangga, disaat guru lain mengajar di kelas, saya berbeda sendiri mengajar di luar kelas. Peserta didik sangat antusias ketika belajar di luar kelas.
Karena di kelas 1 yang saya ajarkan itu sebagian besar tidak bisa membaca, saya memakai metode membaca lantang atau nyaring setiap awal pelajaran dan menjelang pulang sekolah. Peserta didik membaca lantang satu kelas setelah itu perbaris, kemudian saya variasikan seperti laki-laki dulu yang membaca, kemudian perempuan. Ketika menjelang pulang duduk rapi dan yang duduk paling rapi membaca ke depan serta pulang duluan.
Karena terbiasa membaca nyaring dan bersama-sama, lambat laun peserta didik yang tidak bisa membaca akan terbawa dan lancar membaca.
Sebelum masuk saya biasakan mereka berbaris, menghapal penjumlahan dan perkalian dasar sesuai dengan mata pelajaran dan kelas yang saya ajar. Sebagai informasi pengalaman saya mengajar itu dari kelas 1 sampai 3.
Setelah menghapal penjumlahan atau perkalian, satu persatu kuku mereka saya cek dan saya selalu membawa gunting kuku. Itulah pengalaman ketika saya mengajar.
Otak saya selalu berfikir, ketika menjadi Kepala Sekolah, peserta didik kelas 6 selalu mendapat tugas membuat puisi atau cerpen sebagai tugas praktek Bahasa Indonesia, saya mendapat ide untuk membukukan hasil mereka dan dibagikan ketika kelulusan.
Ide ini saya sampaikan pada guru kelas 6 dan guru tersebut menyambut baik, saya ikut mengedit sebelum buku di cetak. Ketika saya mutasi guru tersebut melanjutkan mencetak buku dan menjadi program tahunan.
Saya mutasi di sekolah baru, dan ide membuat buku itu saya ungkapkan ke ketua komite dan guru-guru kelas 6, saat itu kurang respon dan akhirnya di sekolah baru belum terlaksana. Sampai saya mendapat guru baru yang suka literasi sekaligus penulis yang sudah mencetak beberapa buku.
Saya ungkapkan ide saya yang sempat tertunda, awalnya saya berfikir tidak akan ditanggapi karena kelas 6 ada tiga kelas. Saya kaget ketika guru tersebut meminta saya untuk menyampaikan ulasan tentang buku 'Setetes Tinta Beraneka Cerita' (Kumpulan Cerpen Kelas 6c SDN Sadagori 1).
Guru Out of the Box
Saya bangga dengan guru yang mau keluar dari zona nyaman, membuat buku itu bisa dibilang tidak mudah, apalagi kumpulan tulisan dari peserta didik SD, bisa dibayangkan mengedit satu persatu.
Saya membaca buku kumpulan tulisan peserta didik, bermacam-macam yang mereka tulis, sebagian besar menulis pengalaman mereka ketika di SDN Sadagori 1, baik itu mengikuti kejuaraan dan lain sebagainya.
Harapan saya tahun depan kelas 6 baik A, B dan C membukukan kumpulan tulisan mereka. Karena buku tidak lekang oleh jaman dan abadi, menjadi kebanggaan ketika mereka mempunyai buku karya sendiri. Kita tidak tahu salah satu dari mereka akan menjadi penulis terkenal.




Menjadi Guru Out of the Box tidak akan rugi, malah menjadi dambaan peserta didik, kehadirannya selalu ditunggu dan kepergiannya akan ditangisi. Bukan sebaliknya. Semoga tulisan ini menginspirasi bagi pembaca setia tulisan kami.