Persahabatan.Tak Mengenal Usia

Jarak Usia Tak Menghambat Sebuah Persahabatan


Dokumen Pribadi

Sahabat menurut saya adalah orang yang saling memahami satu sama lain dan saling membantu tanpa mengharap imbalan, sahabat adalah orang yang ada dikala suka maupun duka.

Seperti kita ketahui manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan orang lain.

Jujur saja saya dulu sulit bergaul dan tidak punya seorang  sahabat sampai SMA, karena saya berteman sekedarnya saja dan dengan siapa saja, ketika kuliah saya baru punya sahabat dan sampai  sekarang meski jarang, kami  masih suka kumpul-kumpul untuk silaturahmi atau sekedar makan-makan, sahabat saya ketika kuliah hampir seusia dan hanya  beda setahun di atas usia saya.

Berbeda ketika saya menjadi Kepala Sekolah, saya mempunyai sahabat atau gank emak-emak dengan usia yang berbeda-beda dan jauh diatas usia saya, paling dekat saja sepuluh tahun di atas usia saya dan seperti biasa diantara berlima itu saya paling bontot. Tapi alhamdulillah mereka tidak membeda-bedakan siapa saya dan siapa mereka, kami berbaur dan bisa ngobrol, bercanda dengan bebas.

Kami sering sharing masalah sekolah, masalah guru dan masalah lainnya, siapapun bisa memberi solusi tanpa merasa digurui, dan tidak melihat siapa yang bicara.

Kami sering pergi bersama entah itu ketika berangkat rapat, senam atau kegiatan lainnya dan biasanya kami berkumpul di satu titik yaitu sekolah yang dipimpin oleh bu Lili salah satu sahabat saya. Saya banyak belajar tentang cara menghargai dan menjamu tamu, karena kami pernah bersama-sama mendapat tanggung jawab untuk mengelola kegiatan se-Kota Cirebon yang diadakan di sekolah saya dan sekolah beliau, alhamdulillah acara besar tersebut  sukses berkat kerjasama yang baik antar dua sekolah tersebut.

Ketika bepergian kendaraan yang sering dipakai adalah kendaraan bu Tuti yang Insya Allah sebentar lagi ikut seleksi pengawas, semoga lancar dan lolos menjadi pengawas, semoga juga menjadi pengawas bina di sekolah saya. Hehehe. Pada bu Tuti saya belajar ikhlas dan sabar karena diantara kami berlima beliau paling sabar dan semangat untuk belajar ada di sosok beliau.

Awal bulan Juni ini, kami merasa kehilangan karena salah satu sahabat saya, ibu Yayah, Purnabakti alias pensiun. Melihat sosoknya sepertinya beliau belum pantas Purnabakti karena masih segar terlihat muda dan semangat yang luar biasa. Saya pribadi akan kehilangan karena biasanya kalau senam yang diadakan sebulan sekali oleh KKGO bersama K3S. Bu Yayah dan saya sering berada di barisan pertama, saya terbawa aura semangatnya ketika senam bersama tersebut.


Dokumen Pribadi

Ada satu sosok yang belum saya sebut yaitu bu Reni yang tanpa permintaannya kami mengangkat beliau menjadi ketua gank, karena beliau banyak kenalannya, wawasannya luas dan dikenal sosok paling berani di lingkungan Kepala Sekolah, jadi kami berfikir tak salah mengangkat beliau menjadi ketua gank meski beliau pernah menolak, karena menurut beliau sama saja, tapi kami tetap menyebutnya sebagai ketua.

Setelah terkurung di rumah dan menjalani WFH , atas instruksi ketua, dengan berbagai pertimbangan dan melihat situasi Covid-19 serta ada kelonggaran dari pemerintah untuk hidup  berdampingan dengan Covid-19 atau lebih populernya, new normal. Ketua mengajak kami mengadakan perpisahan atau lebih tepatnya syukuran karena bu Yayah sudah menyelesaikan tugas sebagai ASN dalam keadaan sehat walafiat.

Dengan protokol kesehatan yang bisa dibilang ketat, kami berlima berangkat ke Sumedang, kami memilih wisata air terjun dan kebun teh di daerah Cibingbin. Karena menghindari kerumunan dan benar saja tempat wisata yang kami tuju tidak ramai, kami bisa menghirup udara segar dengan bebas.



Dokumen Pribadi

Selama perjalanan yang kali ini memakai mobil bu Reni dan beliau membawa supir pribadi. Bu Reni tak bosan-bosannya mengingatkan kami untuk sering cuci tangan dan memakai hand sanitizer serta memakai masker.

Jangan berfikir selama hampir tiga bulan tidak bertemu, kami cipika cipiki, demi kesehatan bersama kami tidak berjabat tangan apalagi cipika cipiki seperti biasa jika kami bertemu. Begitupun ketika dalam mobil duduk kami berjarak. Meski awalnya agak repot karena harus pakai masker terus, tapi mau tidak mau kami ikuti aturan pemerintah untuk beradaptasi dengan kehidupan baru ini.

Meski tidak bisa bebas seperti sebelum Covid-19, tapi alhamdulillah kami bisa berkumpul dan mengantar seorang sahabat yang telah menjalankan tugas dengan baik. Perjalanan hidup saya masih panjang semoga saya bisa menyelesaikan amanat ini kelak dengan baik dan lancar, seperti sahabat saya dan teman-teman Kepala Sekolah yang telah Purnabakti. Aamiin


ADSN1919

Catatan tayang pertama di Kompasiana
Apriani1919
Apriani1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam karena itu membuat aku tiada secara perlahan

Posting Komentar untuk "Persahabatan.Tak Mengenal Usia"

DomaiNesia
Template Blogger Terbaik Rekomendasi